Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

masyarakat-ekonomi-asean-2015-adilsiregar-9-pictures.

gbr. istimewa

Pemerintah harus lebih serius memperhatikan masalah kualitas SDM dalam menyongsong economic border less country yang disebut Asean Economic Community (AEC) atau lebih akrab dikenal Masyarakat Ekonomi ASEAN  (MEA) pada 2015.

Pelaksanaan MEA ini diikuti oleh 10 negara anggota ASEAN yang memiliki total penduduk 600 juta jiwa dan sekitar 43% jumlah penduduk ASEAN itu berada di Indonesia. Artinya, pelaksanaan MEA  sebenarnya akan menempatkan Indonesia sebagai pasar utama yang besar, baik untuk arus barang maupun arus investasi.

Namun menurut Prof. Sarlito Wirawan Sarwono Guru Besar Psikologi UI, masyarakat Indonesia sebenarnya siap, yang tidak siap adalah sistemnya. “Sistem di republik ini yang menyebabkan masyarakat yang paling kreatif pun jadi tidak kreatif.” kata prof. Sarlito ditengah diskusi yang Jurnalis Nanggung hadiri tempo lalu.

Masih menurut Prof. Sarlito, yang paling penting adalah sikap. Sikap seperti tepat waktu, dan tanggung jawab. Jika sikap  profesional dimiliki, pasti SDM bangsa ini makin siap dalam memasuki MEA 2015. Birokrasi dirasa jadi penghambat. Pemerintah harus mengembangkan negara yang sistemik, tapi jangan melalui peraturan tapi melalui budaya, “Ciptakan budaya-budaya yang bisa dijadikan pola kebiasaaan yang positif.” Imbuh prof. Sarlito.

Menurut salah seorang Pengusaha (yang tentunya hadir juga dalam diskusi tsb, yaiyalah…. hehehe  😛   🙂 ), sejatinya perusahaan sudah siap, jangan semua gerak langkah perusahaan dibatasi regulasi, kasihlah kelonggaran. polanya harus dengan sistem jangan dengan regulasi.  Harus ada sinergi antara tiga pihak, Academi, Business dan Government agar dapat meningkatkan daya saing dimata asing.

Tinggalkan komentar